Wednesday, June 18, 2014

Hal-hal yang Tidak Seharusnya Diucapkan di Kantor

     Setiap kata-kata yang keluar dari mulut serta gaya berbicara akan mencerminkan siapa Anda sebenarnya. Anda harus berhati-hati dan memperhatikan adab yang ada agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama dalam dunia kerja. Tata cara komunikasi yang baik dengan sesama kolega atau atasan Anda di kantor memang harus diperhatikan, karena efek baik atau buruknya memang terkadang tidak terasa secara langsung. TalkMen merangkum beberapa kalimat yang sebaiknya tidak Anda ucapkan di kantor, demi kredibilitas dan karier Anda di masa depan:

"That's not fair!"

Anda melihat bahwa kolega Anda mengalami kenaikan gaji sedangkan Anda tidak. Yang lain lebih mendapat perhatian dan sedangkan Anda tidak. Ketidakadilan memang terjadi setiap hari di dunia kerja, karena ketika seseorang mendapat piring yang penuh dengan makanan maka yang lain harus kelaparan. Hal ini tentu saja adalah masalah yang cukup serius, namun bukan berarti Anda harus mengeluhkannya. Lihat fakta-faktanya, tentukan masalah, kemudian carilah solusi yang tepat agar Anda tidak merasa dianaktirikan.

"I don't care, that's not my job."

Apa perasaan Anda ketika meminta pertolongan dan ditolak mentah-mentah dengan kata-kata seperti itu. Terlepas dari seberat apapun tingkat kesulitan masalah ketika seorang kolega atau bahkan atasan meminta pertolongan Anda, berilah perhatian. Anda perlu menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang menjunjung tinggi teamwork, walaupun sebenarnya Anda tidak perlu mengatakan iya pada sebuah pertolongan yang ditujukan pada Anda. Jika seorang atasan meminta pertolongan yang rumit, perjelaslah masalah yang dimaksud. Ingatkan atasan Anda bahwa Anda memiliki rasa kerjasama yang kuat, namun ia juga harus melihat tumpukan pekerjaan Anda dan tidak mengharapkan sesuatu yang terlalu muluk-muluk.

"Look at him, he's so lazy."

Jika Anda memiliki masalah dengan seseorang, katakanlah langsung pada yang bersangkutan dengan bahasa yang pantas. Mengatakan keburukan seseorang di belakang adalah hal yang buruk, dan akibatnya selalu berbuntut tidak enak. Seganjil apapun hal yang Anda rasakan tentang kolega Anda, katakanlah secara langsung dengan tetap menghindari kata-kata kasar atau yang bersifat menghakimi. Jika disampaikan secara benar, pesan yang Anda maksud bisa menjadi kritik yang berdampak positif pada kolega Anda tersebut.

"But we've always done it that way!"

Jangan pernah menjadi orang yang ketinggalan zaman dan berpikiran kolot jika Anda ingin memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Berpikiran terbuka itu baik, walaupun ide-ide yang datang memang harus disaring terlebih dahulu. Jangan remehkan ide yang dilontarkan kolega Anda, jadilah fleksibel. Jika sebuah ide muncul, diskusikan terlebih dahulu walau Anda tahu bahwwa ide tersebut sebenarnya tidak cukup berguna. Menghargai orang lain itu sangat penting.

"It's impossible. Really, I can't do it."

Jika Anda mengatakan hal ini bahkan sebelum Anda berpikir tentang kemungkinan adanya jalan keluar, berarti Anda adalah orang yang malas berpikir. Percayalah, kata-kata ini akan berpengaruh pada cara pandang para kolega tentang diri Anda, dan kemudian akan berakibat buruk pada karier Anda ke depan. Anda akan terlihat seperti orang yang pesimis bahkan bagai seseorang  yang cepat putus asa. Jika menghadapi sebuah pilihan atau masalah berat, Anda bisa mengahadapinya dengan diskusi untuk mencari jalan keluar.

"This idea might be sound silly, but.."

Kami mengerti bahwa dengan kalimat tersebut Anda mencoba untuk terlihat rendah hati, namun dalam dunia kerja hal ini tidak berlaku. Kata-kata sopan tersebut akan berpengaruh pada kredibilitas Anda, dan akan menempatkan Anda pada posisi yang tidak menyenangkan. Bermaksud sopan bisa saja, namun banyak hal lain yang bisa Anda lakukan alih-alih mengandalkan kata-kata seperti itu. Anda akan terlihat sebagai seseorang dengan tingkat keyakinan yang rendah, bahkan terhadap ide dan dirinya sendiri. Perusahaan mana yang menginginkan orang-orang seperti itu? Tidak ada.

"I'm busy. I don't have time for that."

Tidak ada orang yang ingin dianggap lebih rendah dari orang lain atau sesuatu yang lain. Walaupun Anda memiliki posisi lebih tinggi di sebuah perusahaan, Anda sebenarnya tidak berhak merendahkan mereka dengan kata-kata seperti.  Belajarlah menjaga hubungan dengan para pekerja lain dengan membiasakan sapaan yang positif dengan mengatakan kata kata seperti "Kita bisa berdiskusi tentang hal ini nanti. Bagaimana jika kita bicara sambil makan siang? Learn from high school, bagaimana seorang guru yang galak sering dihindari dan dijuluki killer, berbanding terbalik dengan guru ramah yang lebih cenderung mendapat hormat dari para muridnya. Hal ini juga berlaku dalam dunia kerja maupun dunia nyata.

Perhatikan kata-kata yang keluar dari mulut Anda, karena hal ini adalah hal simple yang tidak diperhatikan banyak orang. Jika Anda melihat seorang figur yang mampu dicontoh, tirulah kebaikannya.

Wednesday, April 23, 2014

Fase dalam Pernikahan

Enam tahun berarti…
  • Sudah melewati fase 5 tahun yang katanya penuh badai..
  • Sudah semakin terbiasa dengan kehadiran satu sama lain.
  • Sudah tau posisi tidur yang bikin suami nggak ngorok.
  • Suami tau makanan favorit apa yang harus dibawa pulang kalau istrinya lagi ngambek.
  • Sudah hapal kapan boleh colek-colek genit ke istri kapan nggak :D
  • Kalau marah, mau nggak mau tetap harus komunikasi.
  • Apa lagi ya?
Apa 6 tahun berarti pernikahan masih mesra?
Apakah benar-benar sudah melewati masa ‘kritis’?
Menurut situs foryourmarriage.org, 6 tahun pernikahan berarti baru saja berada di tahap Middle Years. Kalau di 0-5 tahun pertama banyak yang bilang masa ‘kritis’, menurut saya Middle Years merupakan tahapan yang berbahaya *ceile*. Bayangin, tahap ini dimulai sejak usia pernikahan 6 sampai 25 tahun! Panjang banget kan tuh? Nggak heran, ada yang usia pernikahannya sudah belasan atau bahkan di atas 20 tahun juga bisa cerai :(
Di masa pernikahan ini, biasanya pasangan sudah punya anak usia sekolah, punya rumah, kendaraan, dan beberapa mengurusi orangtua mereka. Sounds familiar? Tunggu dulu, di tahap ini juga biasanya kebutuhan finansial membengkak. Hal ini membuat pasangan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan finansial, yang terkadang malah berujung pada macetnya komunikasi antara suami istri. Ehm-ehm.
Ada juga teori 7 Stages of Marriage, yaitu:
  • Passion. Di tahap ini satu sama lain menguatkan makna ‘kita’, everything I do, I do it for you lah pokoknya. Hehe.
  • Realization. Tahap ini pasangan mulai mengenali kelemahan dan kelebihan yang sesungguhnya satu sama lain. Kepercayaan juga mulai terbentuk. Jadi, nggak ada cemburu-cemburuan lagi, LOL.
  • Rebellion. Pada tahap ini, pasangan biasanya mulai rindu dengan ke dunia sebelum pernikahan atau ingin mengembangkan diri melalui minatnya. Berbagai perbedaan pendapat atau pandangan terjadi, di sini diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik dan pandangan yang terbuka satu sama lain.
  • Cooperation. Tahap ini semuanya sudah jadi rutinitas, diskusi antara suami istri seringnya hanya seputar anak, rumah, dan keluarga. Mengatur jadwal ‘kencan’ dengan suami menjadi salah satu yang disarankan.
  • Reunion. Tahap ini biasanya kesibukan mulai berkurang. Satu sama lain lebih punya waktu untuk diri masing-masing dan diri sendiri. Ngobrol lagi dengan pasangan, temui passion dan ‘sahabat’ di diri pasangan.
  • Explosion. Ini bisa terjadi kapan saja. Terjadi karena adanya perubahan secara besar-besaran di karir, kesehatan atau keluarga. Menjaga keseimbangan fisik dan mental jadi sebuah keharusan.
  • Completion. Tahap ini adalah di mana pasangan merasa puas dan nyaman dengan kehidupan yang mereka ciptakan.
Walaupun saat ini pernikahan saya berusia 6 tahun, tapi menurut saya kami masih berada di tahap ke-2 dan 3 :D dan tahap itu sangat cocok dengan teori Middle Years, sih.
Ada juga teori 9 tahapan dalam pernikahan yang dirilis oleh seorang penulis buku, Susan Shapiro Barash. 9 tahapan tersebut adalah: hopeful bride, perfect wife, child-centricity, one bed two dreams, distance, midlife divorce, renegotiation, balance, dan compassionate love.
Bagi saya pribadi, semua teori ini ada benarnya. Pernikahan kalau mau diandaikan, ada yang bilang mirip lari marathon, ada yang bilang sedang berlayar, ada yang bilang menanam pohon, dan banyak lagi. Sekali lagi, semuanya benar. Semua pengandaian tersebut juga pasti berdasarkan pengalaman.
Menurut saya pribadi, apapun fasenya, jika masing-masing yang berada dalam lembaga pernikahan masih mau untuk bersama, pasti ada jalan keluarnya. Ya nggak? :)

Saturday, March 22, 2014

14 Kiat Mendidik Anak Secara Islami

  1. Buatlah sebuah perpustakaan Islam di dalam rumah yang berisikan buku-buku dan kisah-kisah yang Islami.
  2. Memberikah perhatian mengenai kondisi rumah tangga dengan cermat dan berusaha mengenal teman-teman anak Anda.
  3. Hendaknya Anda selalu membiasakan adanya musyawarah keluarga bersama anak-anak menyangkut persoalan yang berkaitan dengan anak. Anda boleh menyerahkan keuangan rumah kepada anak-anak Anda agar mereka melatih diri mengenai cara mengatur keuangan rumah tangga, sehingga akan membantu mereka setelah berumah tangga kelak. Sikap seperti itu terkadang dapat membuat anak berusaha untuk tidak mementingkan permintaan-permintaannya dan lebih memilih untuk mendahulukan kepentingan (kebutuhan) saudara laki-laki atau saudara perempuannya, atau bahkan sikapnya itu dilakukannya agar kehidupan keluarga tampak lebih baik.
  4. Tanyakanlah kepada anak-anak Anda tentang keadaan sekolah dan para guru mereka. Jika terdapat cara berpikir mereka yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam maka berusahalah untuk memberikan pemahaman yang benar kepada mereka.
  5. Jika salah seorang anak Anda meminta uang untuk memberi buku atau pakaian, maka Anda harus menanyakan kepadanya tentang sejauh mana kebutuhannya itu. Peringatkanlah mereka untuk menghindari sikap taklid buta, bid’ah, dan perbuatan-perbuatan munkar.
  6. Biasakanlah anak-anak Anda untuk pergi ke pasar, dan ajarilah mereka cara memilih barang dan cara melakukan tawar menawar harga dengan para penjual. Kemudian, beritahukan pula kecurangan yang terkadang dilakukan oleh para pedagang menyangkut barang dagangan mereka atau menyangkut harga barang tersebut.
  7. Belikanlah celengan untuk anak Anda yang masih kecil agar dia terbiasa menabung. Jika tidak dibiasakan sejak dini maka dia akan menemukan kesulitan nantinya untuk membiasakan dirinya dalam menabung ketika besar nanti.
  8. Hendaknya Anda memberikan pengawasan kepada Anak Anda secara lembut, tidak dengan menakut-nakutinya. Jangan membuat anak-anak Anda kehilangan rasa percaya diri mereka. Berhati-hatilah dari sikap yang dapat mempersempit ruang nafas (gerak) anak dan bersikap terlalu mendetail dalam segala urusan anak, sehingga dapat berakibat negatif. Rumah tangga bukanlah sebuah perusahaan, dan seorang ayah juga bukan sosok malaikat yang diberikan tugas untuk mencatat segala keburukan anak. Selain itu, hendaknya Anda juga berhati-hati terhadap sikap menyepelekan pengawasan anak-anak dan sikap tidak memberikan pengawasan terhadap mereka. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada setiap pemimpin tentang apa yang dipimpinnya, apakah dia menjaga ataukah menyia-nyiakannya. Sampai-sampai seorang laki-laki pun akan ditanyakan tentang (kepemimpinannya) atas keluarganya.”
  9. Berikanlah ciuman kepada anak-anak Anda. Sikap seperti itu tidak membuat wibawa Anda menjadi hilang. Rasulullah sendiri mencium Hasan bin Ali. Suatu ketika Al Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk-duduk bersama Rasulullah. Dia (Al Aqra’) bertanya: “Apakah kalian mencium anak-anak kalian? Aku memiliki sepuluh orang anak, akan tetapi aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka.” Rasulullah memandang Al Aqra’ dan bersabda: “Siapa saja yang tidak menyayangi (orang lain) maka dia tidak akan disayangi.”
  10. Hendaknya Anda selalu berusaha menghalangi (melawan) segala bentuk perilaku yang tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga Anda. Ada sebuah hadits yang menyatakan: “Jika Rasulullah mendapatkan ada salah seorang dari anggota keluarga beliau yang berdusta maka beliau akan terus melawan sikap tersebut hingga dia (orang itu) bertaubat.” (HR. Ahmad)
  11. Bermainlah bersama anak-anak Anda. Sebagian sahabat berkata: “Kami pergi bersama Rasulullah. Beliau mengundang kami untuk makan. Saat itu Husain terlihat sedang bermain di jalanan. Rasulullah lantas bergegas berdiri di hadapan orang-orang (kami) dan membentangkan kedua tangan beliau. Anak itu (Hasan) kemudian berlari ke sana dan kemari. Beliau membuat Hasan tertawa-tawa hingga akhirnya beliau meraih tangan Husain. Belialu lalu meletakkan salah satu tangan beliau pada bagian dagu Husain, sedangkan tangan beliau yang lain pada bagian tengkuk kepalanya.”
  12. Hendaknya Anda mencari solusi pengganti yang Islami dari hal-hal yang biasa dilakukan oleh anak yang dilarang oleh syariat Islam. Tidak cukup hanya dengan mengatakan bahwa sesuatu itu haram atau merusak. Mintalah pertolongan kepada Allah. Kemudian berikanlah buku-buku Islami, majalah, cerita-cerita, kaset tape dan vcd, permainan-permainan menghibur yang Islami, dan olahraga yang bermanfaat bagi anak.
  13. Sangat memungkinkan untuk membuat adanya kerjasama di antara keluarga-keluarga muslim yang terdapat dalam satu kawasan untuk saling bertukar ilmu dan pengetahuan yang Islami. Demikian pula, berusaha mendirikan pusat kebudayaan Islam yang memberikan pelayanan untuk orang lain dengan biaya yang sangat murah demi kepentingan anak-anak Anda. Hendaknya Anda ikut serta secara aktif dalam kesempatan-kesempatan kegiatan sosial dan kegiatan Islam. Juga, hendaknya Anda saling bertukar hadiah berupa sesuatu yang memiliki tujuan yang positif bersama kerabat, tetangga, dan para sahabat. Selain itu, berusahalah untuk memperbaiki hubungan yang sebelumnya sempat terganggu, dan ajarkanlah anak-anak Anda sikap seperti itu.
  14. Hendaknya Anda dan isteri (suami) Anda menjadi suri tauladan bagi anak-anak Anda. Tidak diperbolehkan bagi Anda untuk berdusta, dan hendaknya Anda meminta anak-anak Anda untuk tidak berdusta.
(Dikutip dari buku “Kaifa Tus’id Zaujatak” karya Yasir Abdurrahman)

Saturday, March 15, 2014

Tanda Pernikahan Akan Langgeng

Pesta pernikahan mewah, rumah besar di komplek elit, dan bulan madu keliling Eropa tak menjamin pernikahan Anda akan bahagia dan bertahan lama. Memang, setiap rumah tangga memiliki ciri khas dan aturannya masing-masing, namun sebagian besar pernikahan yang bahagia dan bertahan hingga maut memisahkan, bisa dikenali dari enam tanda berikut ini. Tak ada yang tahu apa yang mungkin terjadi di masa depan, namun setidaknya Anda tahu jika pernikahan Anda sudah berada di jalur yang benar.

1. Apa kata hati Anda?
Rupanya, cara paling mudah untuk mengetahui apakah pernikahan Anda bahagia, adalah dengan bertanya pada diri sendiri dan menjawab jujur. Jauh di lubuk hati, Anda pasti sudah tahu sendiri jika ada yang salah dari pernikahan Anda, atau jika Anda atau suami sebenarnya tak benar-benar bahagia. Sebaliknya, jika Anda merasa benar-benar bahagia dalam rumah tangga, pertanyaan ini akan mudah dijawab “YA” tanpa ada keraguan.

2. Anda menjadi orang yang lebih baik saat bersama pasangan
Apakah Anda menjadi orang yang lebih menyenangkan saat bersama suami? Dulu mungkin Anda dikenal di kalangan teman-teman sebagai orang yang sering bete, tak percaya diri, dan terkadang agak galak. Sejak bertemu suami, Anda mungkin terkadang masih harus berjuang melawan sifat-sifat negatif tersebut, namun “kumatnya” jadi jauh lebih jarang, dan teman-teman bilang Anda kini jadi tak segalak dulu. Ini berarti suami memberi pengaruh positif bagi Anda, dan mudah-mudahan Anda pun punya efek yang sama pada suami.

3. Kebahagiaan Anda tak hanya bergantung pada suami (begitu juga sebaliknya)
Pernikahan membuat orang lebih bahagia. Dan tentu saja wajar jika Anda merasa lebih bahagia jika bersama suami. Yang harus diwaspadai adalah jika suami adalah satu-satunya sumber kebahagiaan Anda (atau sebaliknya, Anda adalah satu-satunya sumber kebahagiaan suami). Memang kedengarannya indah dan romantis, namun ini berarti sesungguhnya Anda belum bahagia dengan diri Anda diri sebagai seorang pribadi. Dan ini akan menimbulkan masalah di kemudian hari, yang bisa berimbas pada perkawinan. Pasangan seharusnya bukan alasan Anda bahagia, namun alasan Anda menjadi lebih bahagia.

4. Anda tak menganut motto “kalau jodoh tak akan ke mana”
Jodoh memang di tangan Tuhan, tapi bukan berarti setelah dipertemukan dengan jodoh kita kemudian bisa santai-santai saja. Betul, kita sudah menemukan belahan hati dengan bantuan Tuhan. Namun berarti kini saatnya kita dan suami yang aktif dan berupaya menjaga hubungan tetap awet dan harmonis.

5. Anda tak berharap suami akan berubah
Salah satu tanda pernikahan bahagia adalah saat harapan yang dimiliki suami maupun istri adalah harapan yang realistis, termasuk harapan terhadap pasangan. Siap-siap kecewa jika Anda menikahi suami dengan harapan dia akan berubah. Inti dari pernikahan adalah Anda mencintai suami dan menerima kekurangannya. Berusaha membuat suami berubah hanya akan membuat Anda frustasi, suami merasa tak dicintai, dan rumah tangga pun akan dipenuhi percekcokan.

6. Anda dan suami masih saling bilang “I love you”
Tentu saja kalimatnya tak harus “I love you” karena ada banyak cara untuk mengungkapkan cinta lewat kata-kata. Pasangan yang ‘nyeleneh’ terkadang bilang, “Love you, nyet” dan pasangan lain mungkin cukup bilang “sayang”. Yang jelas, meski cinta bisa ditunjukkan lewat perilaku, tetap penting untuk mengucapkannya lewat kata-kata, kalau bisa malah setiap hari, hingga akhir hayat Anda. Ingat saat aktor Sophan Sophiaan meninggal dunia di usia 64 tahun? Salah satu penyesalan terbesar Widyawati, istrinya, adalah karena hari itu ia belum mengucapkan “I love you” pada sang suami.

7. Setiap Anda membayangkan masa depan, suami ada dalam benak Anda (begitu pun sebaliknya)
Sebisa mungkin, Anda dan suami harus menikmati masa kini dan tak terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Namun merencanakan masa depan tentu sah-sah saja, dan sebagai pasangan, sudah sewajarnya suami selalu ada di setiap bayangan Anda tentang masa depan. Lebih baik lagi jika Anda menetapkan tujuan masa depan, merumuskan rencana dan impian, selalu dengan cara berdiskusi bersama suami. Ini juga penting untuk memastikan bahwa impian Anda sejalan dengan suami. Berita buruk jika saat Anda membayangkan masa depan yang bahagia, dalam benak Anda tak ada sosok sang suami sama sekali, atau jangan-jangan yang ada malah lelaki lain?

Menjadi Istri Bahagia Membuat Suami Bahagia, Caranya?

1.    Seorang istri yang bahagia menghormati suaminya, tapi jangan sampai Anda memperlakukannya berbeda
Salah satu kebutuhan terbesar pria adalah rasa hormat, terutama dari istrinya. Seorang istri yang bahagia menunjukkan rasa hormat kepada suaminya, tapi istri juga memiliki kebutuhan yang sama dan tidak ingin mendapatkan perlakuan yang berbeda. Oleh karena itu untuk mendapatkan sebuah pernikahan bahagia dibutuhkan sikap saling menghormati dari istri dan juga suami.

2.    Seorang istri yang bahagia senang mengurus dirinya sendiri
Seorang istri yang bahagia tidak hanya akan mengurus penampilan luarnya saja tapi juga kesehatan fisik, mental dan spiritual. Saya senang ketika melihat istri berolahraga, membaca atau ketika berdoa. Hal-hal semacam ini mendorong dan membuat saya semakin tertarik kepadanya dan membuat saya menjadi suami yang bahagia.

3.    Seorang istri yang bahagia memiliki banyak teman yang mendukung pernikahannya
Pada kenyataannya, tidak semua teman mendukung hubungan Anda. Mereka yang benar-benar mendukung hubungan Anda adalah teman-teman yang wajib diajak menghabiskan waktu bersama. Seorang istri yang bahagia mengetahui ini dengan sangat baik dan berhati-hati dengan hubungan pertemanan untuk memastikan mereka membantu bukan memperburuk pernikahan. Para suami menyukai hal ini!

4.    Seorang istri yang bahagia senang dimanjakan dan diperhatikan
Istri saya senang dimanjakan dan diperhatikan. Meskipun dia bisa memotong rumput, mengisi bensin dan membuang kantung sampah, dia tidak keberatan saya melakukannya. Tentu saja ini membuat saya bahagia, karena meskipun saya tidak suka memotong rumput, saya senang memanjakan dan memberi perhatian kepadanya.

5.    Seorang istri yang bahagia tidak membutuhkan suami selalu berada di sampingnya, tapi sangat senang ketika suami bisa berada di sampingnya
Saya senang mengetahui istri sangat menikmati situasi ketika berada bersama saya. Ada waktu ketika saya merasa tidak yakin istri menikmati saya temani. Tapi dia sangat menikmatinya dan itu membuat saya sangat bahagia, meskipun dia tidak membutuhkan saya untuk selalu ada bersamanya sepanjang waktu. Dia bisa dan kadang-kadang menikmati untuk melakukan banyak hal sendiri.

6.    Seorang istri yang bahagia tahu bahwa dia seksi, namun senang dipuji suami
Saya pernah menulis tentang “istri saya yang seksi”. Saya merasa bahwa dia tidak hanya cantik di dalam dan di luar, tapi dia juga menyadari hal itu. Dia percaya diri, tapi akan jadi sesuatu yang spesial baginya ketika kita menegaskan hal tersebut. Inilah yang membawa pernikahan kami ke tempat yang benar-benar bahagia.

7.    Seorang istri yang bahagia mengetahui perasaan suaminya
Laki-laki juga memiliki perasaan. Dan satu-satunya orang yang memiliki pengaruh paling besar terhadap perasaan itu adalah para istri. Seorang istri yang bahagia mengetahui meski suaminya kuat, dia masih memiliki perasaan dan bisa terluka kapan pun.  Seorang istri akan menghormati hal ini dan berhati-hati dengan perasaan serta ego suami.(dh/pt)

10 Kesalahan Orangtua Dalam Mendidik Anak yang Harus Dihindari

Menjadi orangtua merupakan seni yang tak bisa diajarkan melainkan dipelajari. Kesalahan-kesalahan tentu masih terjadi. Namun, penting bagi orangtua untuk mengontrol kesalahan sebelum memengaruhi pendidikan anak secara negatif.

Jadi, orangtua yang berpikir mereka sudah membesarkan anak-anaknya dengan benar, bisa saja tanpa disadari mengganggu otak kecilnya. Berikut beberapa kesalahan pengasuhan yang harus dihindari orangtua seperti dilansir Boldsky, Rabu (12/3/2014):

1. Jangan memuji hanya ketika sukses

Jika Anda memuji anak-anak Anda hanya ketika mereka berhasil, maka mereka berubah menjadi perfeksionis dan tak akan puas dengan apapun kecuali yang terbaik.

Daripada memuji anak ketika mereka berhasil, berilah motivasi kepada anak untuk mencoba dan menangani kegagalan yang dialaminya.

2. Memberikan pujian yang samar

Kata-kata `pekerjaan yang bagus` untuk perbuatan anak akan membuat mereka melupakan hal spesifik yang paling Anda sukai. Pujilah secara rinci untuk memotivasi anak berbuat lebih baik.

3. Menyalahkan setiap kali memilih

Menyalahkan anak tanpa dorongan positif merupakan kesalahan terburuk orangtua. Jika anak-anak Anda merasa segala sesuatu yang mereka lakukan adalah kesalahan, mereka akan berhenti meminta nasihat dari orangtua.

4. Membandingkan anak

Anak-anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan berbanggalah dengan anak Anda. Dengan membandingkan anak Anda dengan temannya, Anda melakukan kesalahan yang terburuk. Anak Anda akan merasa tak berharga dan bahkan mulai membandingkan Anda dengan orangtua teman-temannya.

5. Abaikan pendidikan anak

Kesalahan lain adalah mengabaikan pendidikan anak. Anak-anak Anda harus tahu bahwa orangtua mereka tak lepas dari sekolahnya. Tetap terlibat dalam pendidikan anak Anda karena itu merupakan tahap yang paling penting dalam pertumbuhan anak.

6. Komentar kasar

Memberikan komentar yang mengecilkan anak-anak seperti `tak berharga`, `memalukan` karena mereka tak mencapai keberhasilan di dalam hidupnya menjadi kesalahan yang diperbuat orangtua.

Bila Anda orang dewasa saja tak senang mendengar kata-kata seperti itu, bayangkan apa yang ada di hati anak-anak kecil. Mereka tentu menderita mendengarkan kata-kata kasar tersebut seperti yang dirasakan orang dewasa.

7. Harapan terlalu tinggi

Memberikan harapan yang terlalu tinggi menjadi kesalahan orangtua. Berikanlah motivasi kepada anak-anak untuk melakukan pekerjaan dengan baik sesuai pilihan mereka.

8. Terlalu protektif

Pada masa remaja anak-anak Anda, Anda harus menjadi pelindung tapi dengan cara yang ramah karena usia tersebut anak-anak Anda bisa menjadi sahabat Anda atau berpaling dari Anda. Jadilah ramah, dukung dan pahami perubahan yang dilalui anak-anak.

9. Berbicara saja tanpa mempraktikkan

Ketika menanamkan nilai-nilai yang baik kepada anak-anak Anda, Anda harus memastikan Anda tak hanya memberitahu mereka tapi juga mempraktikkan di dalam kehidupan Anda.

Jika Anda ingin anak-anak tak merekok, jangan hanya memberitahu mereka dampak negatifnya, tapi Anda juga harus tak merokok juga.

10. Membuat anak takut

Kesalahan orangtua adalah membiarkan anak-anak menyerah ketika hal-hal sulit menghampirinya. Membuat anak takut merupakan pikiran yang akan membatasi anak menjadi pemberani.

Siapkah Menikah?

Menikah adalah harapan hampir setiap orang. Setiap perempuan ataupun pria tentu ingin mendapatkan pasangan yang tepat. Karena dalam sebuah perayaan pernikahan, janji sehidup semati bakal diucap pasangan lelaki dan perempuan.

Karena itu, sebelum menikah Anda mesti yakin dan perlu bertanya sekali lagi apakah memang sudah siap menikah dengan pasangan yang Anda pilih. Situs Magforwomen, Rabu (12/3/2014), merinci beberapa hal-hal yang sederhana yang bisa Anda lihat namun penting sebelum memutuskan pernikahan:

1. Anda percaya pernikahan saling melengkapi

Pernikahan merupakan keputusan yang besar. Anda harus benar-benar yakin bahwa pernikahan akan melengkapi Anda dan pasangan. Jika ini adalah alasan Anda menikah, maka Anda berada di jalur yang tepat.

2. Anda siap dengan tanggung jawab

Pernikahan akan mengubah hidup Anda selamanya. Tanyakan pada diri Anda jika Anda benar-benar siap mengambil begitu banyak tanggung jawab. Apakah Anda siap berperan sebagai seorang istri, teman, nyonya rumah, menantu, memasak dan juga memasak?

3. Anda menerima sebagai `kami` bukan `saya`

Menikah memerlukan transisi yang cepat dari single menjadi bersama. Semuanya tiba-tiba menjadi `kita` dan `kami`. Anda harus berbagi setiap detail dari kehidupan Anda untuk menjadi pasangan. Anda akan bertanggung jawab menjadi pasangan setelah menikah. Apakah Anda siap untuk ini?

4. Anda siap berkompromi

Sebuah pernikahan membangun sedikit kompromi. Introspeksi apakah Anda bersedia menggeser seluruh dunia Anda untuk dia, mulai dari rumah dan lingkaran teman-teman di kantor serta tempat belanja. Jika Anda mengalami keraguan, Anda mungkin perlu berpikir lagi untuk menikah saat ini.

5. Anda secara finansial stabil

Sebelum mengikat tali pernikahan, Anda perlu mempertimbangkan pro dan kontra pernikahan. Daftar di atas Anda harus stabil dalam keuangan. Anda memiliki pekerjaan yang baik dan bos yang pengertian. Ini untuk saat ini.
Lantas bagaiaman jika Anda ganti pekerjaan? Bagaimana rencana Anda untuk tetap mendukung keluarga setelah menikah? Buat daftar prioritas Anda. Jika Anda masih memiliki keinginan membara sampai ke puncak, jangan menikah sekarang.

6. Tak memiliki beban emosional

Putus cinta dan perceraian hanya menghancurkan hidup Anda. Jadi, perlahan-lahan. Biarkan waktu yang memberikan keajaiban. Hanya saja ketika Anda merasa tercampakkan, Anda mungkin mengalami beban emosional yang membuat Anda menerima hubungan baru. Sebuah pernikahan hanya untuk pelarian tak akan berhasil. Buatlah komitmen hanya ketika Anda merasa bahagia dan aman di dalam hubungan baru.

7. Berjanji setia

Tetap setia menjadi rahasia berhasilnya sebuah pernikahan. Baik Anda dan pasangan Anda perlu jujur tentang hal ini.

Mungkin menggoda sehat untuk batas tertentu, tapi melirik seseorang setelah menikah bisa menjadi malapetaka dalam hidup Anda. Jadi, jika Anda ingin melajang, Anda berarti belum siap menikah sekarang.

8. Anda ingin menikah

Evaluasi alasan Anda untuk menikah. Jangan biarkan sesuatu atau seseorang yang memaksa Anda menikah. Lupakan klise tentang `Anda sudah berusia`, `Jam biologis Anda terus berdetak`, dan `Sudah saatnya menikah`. Pernikahan untuk selamanya, jadi jangan terjebak dengan komentar yang menjerumuskan. Jika Anda merasa pria itu benar-benar pilihan Anda, menikahlah.
(Abd)