Wednesday, April 23, 2014

Fase dalam Pernikahan

Enam tahun berarti…
  • Sudah melewati fase 5 tahun yang katanya penuh badai..
  • Sudah semakin terbiasa dengan kehadiran satu sama lain.
  • Sudah tau posisi tidur yang bikin suami nggak ngorok.
  • Suami tau makanan favorit apa yang harus dibawa pulang kalau istrinya lagi ngambek.
  • Sudah hapal kapan boleh colek-colek genit ke istri kapan nggak :D
  • Kalau marah, mau nggak mau tetap harus komunikasi.
  • Apa lagi ya?
Apa 6 tahun berarti pernikahan masih mesra?
Apakah benar-benar sudah melewati masa ‘kritis’?
Menurut situs foryourmarriage.org, 6 tahun pernikahan berarti baru saja berada di tahap Middle Years. Kalau di 0-5 tahun pertama banyak yang bilang masa ‘kritis’, menurut saya Middle Years merupakan tahapan yang berbahaya *ceile*. Bayangin, tahap ini dimulai sejak usia pernikahan 6 sampai 25 tahun! Panjang banget kan tuh? Nggak heran, ada yang usia pernikahannya sudah belasan atau bahkan di atas 20 tahun juga bisa cerai :(
Di masa pernikahan ini, biasanya pasangan sudah punya anak usia sekolah, punya rumah, kendaraan, dan beberapa mengurusi orangtua mereka. Sounds familiar? Tunggu dulu, di tahap ini juga biasanya kebutuhan finansial membengkak. Hal ini membuat pasangan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan finansial, yang terkadang malah berujung pada macetnya komunikasi antara suami istri. Ehm-ehm.
Ada juga teori 7 Stages of Marriage, yaitu:
  • Passion. Di tahap ini satu sama lain menguatkan makna ‘kita’, everything I do, I do it for you lah pokoknya. Hehe.
  • Realization. Tahap ini pasangan mulai mengenali kelemahan dan kelebihan yang sesungguhnya satu sama lain. Kepercayaan juga mulai terbentuk. Jadi, nggak ada cemburu-cemburuan lagi, LOL.
  • Rebellion. Pada tahap ini, pasangan biasanya mulai rindu dengan ke dunia sebelum pernikahan atau ingin mengembangkan diri melalui minatnya. Berbagai perbedaan pendapat atau pandangan terjadi, di sini diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik dan pandangan yang terbuka satu sama lain.
  • Cooperation. Tahap ini semuanya sudah jadi rutinitas, diskusi antara suami istri seringnya hanya seputar anak, rumah, dan keluarga. Mengatur jadwal ‘kencan’ dengan suami menjadi salah satu yang disarankan.
  • Reunion. Tahap ini biasanya kesibukan mulai berkurang. Satu sama lain lebih punya waktu untuk diri masing-masing dan diri sendiri. Ngobrol lagi dengan pasangan, temui passion dan ‘sahabat’ di diri pasangan.
  • Explosion. Ini bisa terjadi kapan saja. Terjadi karena adanya perubahan secara besar-besaran di karir, kesehatan atau keluarga. Menjaga keseimbangan fisik dan mental jadi sebuah keharusan.
  • Completion. Tahap ini adalah di mana pasangan merasa puas dan nyaman dengan kehidupan yang mereka ciptakan.
Walaupun saat ini pernikahan saya berusia 6 tahun, tapi menurut saya kami masih berada di tahap ke-2 dan 3 :D dan tahap itu sangat cocok dengan teori Middle Years, sih.
Ada juga teori 9 tahapan dalam pernikahan yang dirilis oleh seorang penulis buku, Susan Shapiro Barash. 9 tahapan tersebut adalah: hopeful bride, perfect wife, child-centricity, one bed two dreams, distance, midlife divorce, renegotiation, balance, dan compassionate love.
Bagi saya pribadi, semua teori ini ada benarnya. Pernikahan kalau mau diandaikan, ada yang bilang mirip lari marathon, ada yang bilang sedang berlayar, ada yang bilang menanam pohon, dan banyak lagi. Sekali lagi, semuanya benar. Semua pengandaian tersebut juga pasti berdasarkan pengalaman.
Menurut saya pribadi, apapun fasenya, jika masing-masing yang berada dalam lembaga pernikahan masih mau untuk bersama, pasti ada jalan keluarnya. Ya nggak? :)