Terbebas dari utang seakan menjadi impian banyak orang.
Mungkinkah impian tersebut bisa diwujudkan?
Gaya
hidup yang cenderung konsumtif membuat masyarakat di kota besar merasa
penghasilannya tak pernah cukup. Membeli rumah, memiliki kendaraan,
membiayai sekolah anak, pergi berlibur, bahkan sekadar nonton konser
musik merupakan beragam pengeluaran yang menjadi bagian dari gaya hidup
masa kini. Namun, apa jadinya jika penghasilan Anda selalu kurang untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang utama? Apakah berutang menjadi solusinya?
Kondisi finansial yang sehat terbentuk dari pondasi finansial yang kuat. Kondisi ini dapat tercapai apabila jumlah aset kas seperti tabungan dan deposito, aset investasi seperti reksadana dan emas, serta aset konsumsi seperti rumah tinggal, lebih besar dari jumlah saldo hutang.
Bagi first-jobber atau keluarga muda di Indonesia, berutang menjadi bagian dari gaya hidup. Memang, tak semua utang terbilang buruk. Utang dinilai buruk bila berlebihan dan digunakan untuk biaya hidup. Kasus tertentu, mayoritas masyarakat kelas menengah membutuhkan pinjaman untuk mendapatkan aset penting demi tujuan finansial di tahap awal kehidupannya. Salah satunya untuk membeli properti. Sebagai langkah awal, Anda wajib mengenali jenis utang yang diperbolehkan dalam suatu pondasi finansial yang sehat.
Yuk Kenali 3 Jenis Utang
Pertama, utang produktif atau disebut utang baik.
Contohnya adalah pinjaman rumah dan modal usaha. Ciri pinjaman
produktif adalah total jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar
barang dan bunga pinjaman lebih kecil daripada kenaikan nilai aset.
Seperti membeli rumah, kalau tidak dibantu dengan pinjaman, kenaikan
harga rumah tiap tahun sangat sulit dikejar oleh kenaikan penghasilan.
Kedua, utang konsumtif atau disebut utang buruk. Contohnya adalah pinjaman kendaraan dan cicilan 0%. Utang jenis ini memiliki suku bunga yang telah ditetapkan di awal atau tidak ada bunga alias 0%. Meskipun tanpa bunga, kemudahan mencicil dapat menjadi bumerang bagi kekuatan finansial Anda. Tanpa sadar, bisa saja Anda memiliki cicilan pinjaman hampir sama dengan jumlah penghasilan setiap bulan.
Jadi, membeli kendaraan usahakan secara tunai, mengingat nilai kendaraan akan turun seiring bertambahnya waktu pemakaian. Apabila harus berutang, sebaiknya Anda mengambil durasi pinjaman maksimal 2 tahun saja.
Ketiga, utang super konsumtif atau disebut utang jahat. Contohnya adalah utang kartu kredit dan kredit tanpa agunan. Dengan tingkat suku bunga maksimal 2,95% per bulan untuk kartu kredit, selama satu tahun Anda terancam membayar total biaya lebih dari 36% apabila tagihan tidak dibayar lunas saat jatuh tempo. Utang jenis ini sangat berbahaya karena mudah diperoleh, bisa dibayar dengan jumlah minimum, sehingga kewajiban yang harus dibayar terus membengkak.
Gaya Hidup Tanpa Utang
Nah,
jika tinggal di kota besar, apakah bisa menerapkan gaya hidup tanpa
harus berutang? BISA! Tapi syaratnya, Anda harus lebih bijak dalam
memilih kebutuhan hidup yang dibantu dengan pinjaman. Bila Anda ingin
menerapkan gaya hidup tanpa utang yang buruk dan jahat, ikuti beberapa
langkah berikut:
1.Buatlah daftar utang
Tidak
mengetahui kondisi finansial saat ini hanya akan membawa Anda lebih
cepat menuju kebangkrutan. Segera buatlah daftar pinjaman dan utang yang
Anda miliki saat ini, jumlah sisa saldo, besaran biaya bunga, dan
durasi pinjaman. Untuk cicilan rumah, Anda bisa kategorikan sebagai
utang baik dan dapat diteruskan.
2.Pastikan utang maksimal 30% dari penghasilan
Pastikan
jumlah cicilan untuk pinjaman maksimal 30% dari penghasilan keluarga.
Misalnya, Anda bergaji Rp 15 Juta dan pasangan bergaji Rp 10 Juta, maka
total penghasilan keluarga adalah Rp 25 Juta. Dengan rasio pembayaran
cicilan maksimal 30%, maka jumlah cicilan per bulan yang sanggup
dilakukan adalah Rp 7,5 juta. Jumlah ini adalah angka total dari semua
cicilan pembayaran utang yang keluarga Anda miliki. Upayakan melakukan
pembayaran secara otomatis melalui auto debit atau internet banking dibandingkan manual. Cara tersebut untuk mengantisipasi jika Anda lupa atau tergoda menggunakannya untuk kebutuhan lain.
3.Miliki rencana pengeluaran
Setiap
bulan, pengeluaran keluarga jumlahnya bervariasi, di antaranya
pengeluaran rutin bulanan, pembayaran cicilan, dan biaya gaya hidup.
S
emua pengeluaran harus bisa dibayar dengan penghasilan yang diperoleh.
Saat Anda menggunakan kartu kredit untuk menambah penghasilan, maka saya
pastikan Anda telah hidup di luar batas kemampuan.
4.Menyusun rencana keuangan
Untuk
memenuhi keinginan seperti liburan, membeli gadget terbaru, atau
kesenangan lainnya, Anda jangan gampang tergoda menggunakan kartu kredit
atau pinjaman lainnya. Sebaiknya Anda mengumpulkan dana terlebih dahulu
dari sisa penghasilan atau bonus. Saat dana terkumpul, silakan Anda
memenuhi keinginan tersebut.
Oleh Prita Ghozie Perencana Keuangan Independen ZAP Finance
No comments:
Post a Comment