“Ma, aku pakai komputer ya, mau buat PR”
“Bu, boleh punya ponsel ga?”
“Bunda, ganti dong komputernya, yang ini sudah ketinggalan zaman, kurang canggih”
Kalimat ini rasanya sering kita dengar belakangan ini. Pun sering kita lihat keluarga yang sedang makan di restoran tapi sibuk dengan gadget masing-masing. Mereka bisa bertahan dengan gadget tanpa saling berkomunikasi sepanjang acara makan bersama.
Berkembangnya teknologi memang tidak dapat kita hindari. Banyak hal positif yang kita dapatkan dari perkembangan ini. Semua berita dapat kita terima dengan segera. Tidak perlu menunggu waktu atau tidak ada jeda untuk mengetahui berita dari belahan dunia yang lain. Berbagai pengalaman pun dapat kita rasakan tanpa harus bersusah payah mengalaminya sendiri.
GENERASI Z
Anak-anak yang lahir pada abad milenium atau pertengahan 1990-an sering disebut sebagai Generasi Z. Generasi sebelumnya disebut X dan Y. Khazanah teknologi terbentang pada zaman saat generasi ini tumbuh. Tentu saja seiring dengan berkembangnya teknologi dibandingkan era X, yaitu tahun 1960 sampai 1980 dan era Y, yaitu tahun 1980-an hingga 1997.
Ada yang mengatakan generasi Z adalah generasi yang lahir pada tahun 2000-an. Sementara itu, pendapat lain mengatakan generasi Z adalah anak yang berusia 11-20 tahun.
Anak-anak ini, entah mengapa, begitu mudahnya mengerti teknologi. Teknologi seperti ada di dalam darah mereka. Sejak kecil, mereka begitu terampil mengutik-ngutik remote TV, bahkan TV itu sendiri. Mereka tahu bagaimana menyalakan ponsel, sebelum diajarkan. Saat mereka duduk di bangku SD, rasanya mereka lebih canggih dari pada orang tuanya.
Secara umum, generasi Z ini memang lebih ‘canggih’. Pengetahuan mereka akan dunia luar lebih baik dibandingkan kita pada saat seusia mereka. Mereka juga banyak terekspos dengan berbagai hal yang terjadi di luar sana. Dengan mudah mereka dapat mengakses informasi tentang berbagai hal yang menarik minat mereka.
Tapi di sisi lain, anak-anak ini sulit melakukan percakapan yang sesungguhnya. Mereka lancar mengobrol dengan semua orang di dunia maya, tapi amat sulit menegur atau berkenalan dengan orang lain di dunia nyata.
Dalam kesehariannya di dunia maya, alias internet, mereka sulit menyelesaikan masalah di dunia nyata. Banyak pengetahuan tapi aplikasi dalam kehidupan sehari-hari kurang.
MENJADI ORANG TUA GENERASI Z
Kemajuan teknologi mestinya menolong manusia bukan mendominasi. Orang tualah yang memiliki peran penting untuk menjadikan teknlogi sebagai nilai tambah bagi anak-anak dan bukannya penghalang bagi kemajuan mereka.
Sebagai mahluk sosial, manusia ditakdirkan untuk berhubungan dengan manusia lain. Bukan dengan hewan, tumbuhan atau benda mati, walaupun semuanya membantu kehidupan manusia.
Agar sukses melakukan hubungan dengan orang lain, ada dua hal yang penting, yaitu kemampuan berkomunikasi dan menyelesaikan masalah. Jadi dua hal inilah yang harus ditekankan orang tua dalam mengasuh generasi Z.
Memang, saat makan sambil ditemani gadget, anak tambah tenang dan makan dengan baik. Namun sebenarnya ini mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan cara ini, anak tidak mengenal proses makan dan mengenal rasa kenyang dengan baik. Akibatnya anak cenderung mengalami obesitas.
Di rumah makan atau di tempat umum, sering kita melihat keluarga sedang makan sambil memainkan gadget. Tidak ada interaksi langsung di antara mereka. Akibatnya, mereka pandai menuliskan perasaannya, tapi tidak dapat mengutarakannya langsung di hadapan yang bersangkutan.
Kemampuan komunikasi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kemampuan anak menyelesaikan masalahnya kelak. Meski saat ini tampak mudah, hal yang sama belum tentu terjadi di masa depan.
SEIMBANG ADALAH PROSES YANG TEPAT
Menghindarkan anak dari teknologi bukan tindakan tepat, begitu pun jika dibiarkan. Seimbangkan waktu untuk bermain gadget, bermain dengan teman, dan berkomunikasi dengan orang tua. Atur waktu untuk bermain gadget terpisah dari waktu saat berinteraksi dengan teman dan keluarga. Keduanya tidak boleh disatukan.
Berikan waktu untuk bermain. Maksimalkan waktu untuk bermain gadget dan menonton TV selama dua jam. Biarkan anak bermain sambil Anda mengawasinya.
Taruh TV atau komputer di ruang keluarga agar Anda mengawasi anak.
Terakhir, ajarkan anak Anda berinteraksi dengan orang lain. Atur waktu bermain dengan temannya. Ajak anak bermain dan berkomunikasi untuk menciptakan kenyamanan saat berinteraksi dengan Anda.
Komunikasi yang baik membuat anak tidak terpaku dengan gadget-nya. Anak akan belajar menghargai hubungan pribadi, sehingga kedekatan orang tua dan anak semakin terjaga.
No comments:
Post a Comment