Saturday, January 25, 2014

Mengatasi Ketakutan Berlebih pada Anak

Rasa takut memang dapat menghampiri siapa saja, tak peduli usia. Bagaimana mengatasinya?

Tahukah Anda jika kebiasaan orang tua yang kerap menakut-nakuti si kecil dapat memupuk sifat penakut dalam diri mereka? Misalnya untuk menenangkan anak yang rewel, ibu sering kali mengancam anaknya untuk membawa mereka ke dokter agar disuntik. Memang anak kemudian menjadi tenang, namun pola asuh demikian dapat membentuk karakter penakut pada anak.

Selain itu, rasa takut berlebih pada anak juga bisa disebabkan karena anak kurang percaya diri, merasa tidak aman, atau merasa tidak cukup terlindungi. Kondisi gelap, suara halilintar, sura benturan dan ledakan keras, binatang buas, dan juga imajinasinya dari film ataupun buku yang dibaca bisa membuat anak merasa takut.

Jika si buah hati memiliki rasa cemas atau takut berlebih, sebagai orang tua Anda tidak perlu khawatir. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu si kecil menanggulangi rasa takutnya:

1. Pola asuh orang tua dapat membentuk karakter anak-anak. Pastikan pola asuh yang diterapkan orang tua tidak membuat anak merasa takut berkepanjangan. Jika ada pola asuh yang dirasa salah sebelumnya, segera koreksi dan perbaiki.

2. Berilah contoh bahwa orang tuanya bukanlah pribadi yang penakut. Katakan kepada anak bahwa takut merupakan sifat dasar manusia, tetapi tidak boleh berlebihan sehingga terlalu banyak hal yang ditakuti. Padahal sebenarnya hal-hal tersebut tidak menakutkan atau tidak membahayakan.

3. Ajak anak untuk menghadapi ketakutannya secara bertahap, misalnya matikan lampu saat hendak tidur, sehingga anak terbiasa berada di tempat gelap. Namun, jika penyebab takutnya memang bersifat membahayakan, ajarkan anak cara-cara aman untuk menghadapinya.

4. Jangan pernah menertawakan atau melecehkan saat si kecil merasa ketakutan. Buat anak menjadi tenang dan berusahalah berempati dan membesarkan hatinya serta carikan solusi agar mereka bisa keluar dari rasa takut.

5. Perbanyak aktivitas yang melibatkan orang dewasa atau anak lainnya. Jangan tinggalkan si kecil tanpa pemberitahuan. Jika terpaksa harus meninggalkan mereka, informasikan kepadanya. Meskipun dia akan menangis, katakan bahwa Anda akan kembali. Jika memungkinkan, berikan mainan kesayangan untuk mengalihkan perhatiannya.

Biasanya perasaan takut tersebut akan berkurang bahkan menghilang seiring dengan bertambahnya usia si kecil. Yakinlah bahwa rasa percaya diri dan keberanian pada anak akan berkembang secara bertahap.

Menurut psikolog, Rosdiana Setyaningrum untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang terpenting adalah pujian kita saat anak berhasil melakukan sesuatu sendiri. Jangan berharap si buah hati berubah secara instan. Hadapi mereka secara simpatik, bersabar, dan teruslah dorong untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya dirinya.

No comments:

Post a Comment