Salah satu tujuan pernikahan adalah menyalurkan
hasrat biologis dan memperoleh keturunan. Namun, kesuksesan kehamilan
tak hanya terkait dengan soal aktifnya hubungan seksual. Ada faktor
kesuburan dan kesehatan pasutri yang turut memiliki andil besar.
Kehadiran anak memang jadi dambaan
hampir seluruh pasangan suami istri di dunia. Namun kenyataannya ada
pasangan yang cepat dapat momongan, ada yang butuh waktu beberapa tahun,
dan ada juga yang belum dikaruniai anak meski sudah berbelas tahun
menikah.
Menurut dr Marly Susanti, SpOG,
pada umumnya pasangan yang teratur berhubungan seks selama setahun 80%
diantaranya akan mengalami kehamilan. Teratur di sini berarti dalam
setahun itu hubungan seks pasutri cukup aktif hingga kemungkinan
berlangsung di masa-masa subur istri juga tinggi.
“Sebab ada juga yang sudah menikah
setahun atau lebih, tidak kunjung hamil karena pasutri tinggal lain kota
hingga frekuensi berhubungan seks di masa suburnya rendah,” kata dokter
yang biasa disapa sebagai dr Santi ini.
Hamil hanya di masa subur
Ya, aktif berhubungan seks saja ternyata
belum menjamin terjadi kehamilan bila soal kesuburan tidak
diperhitungkan. Untuk dapat hamil, kedua belah pihak suami dan istri
harus sama-sama subur dan hubungan pun terjadi di masa subur istri.
Tidak seperti pria yang bisa
mengeluarkan sel benih (sel spermatozoa) pada setiap kali berejakulasi,
perempuan hanya mengeluarkan sel telur di masa subur yaitu masa dimana
sel telur telah matang dan dilepas oleh ovarium (berovulasi). Maka,
penting pula bagi pasangan untuk mengenali kapan masa subur ini terjadi
bila menginginkan hubungan seksual yang menghasilkan kehamilan.
Sementara itu suami yang subur adalah
suami yang memiliki sperma normal dan sehat. Untuk mengetahui kesuburan
pria, satu-satunya cara hanyalah dengan memeriksa sperma dan
menganalisisnya berdasarkan parameter kenormalan sperma baik dari sisi
volumenya, geraknya, bentuknya, dan lain-lain.
Sementara wanita yang subur adalah
wanita yang mampu memproduksi sel telur secara teratur di masa-masa
suburnya. Untuk mengetahui apakah seorang wanita mampu memproduksi sel
telur tentu harus melalui pemeriksaan laboratorium, namun untuk
mengetahui kapan masa subur berlangsung bisa melalui beberapa cara.
Pertama, dengan memperhatikan
keluarnya lendir mulut rahim yang dapat diraba dengan jari. Pada saat
subur seorang perempuan akan mengeluarkan cairan bening seperti putih
telur sehingga vagina terkesan basah. Sementara di luar masa subur,
lendir mulut rahim hanya sedikit dan umumnya lebih kental sehingga
vagina terkesan kering. Namun cukup banyak perempuan yang salah
menduga dan menganggap keluarnya lendir ini sebagai kondisi keputihan.
Kedua, dengan mengukur suhu
tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur selama beberapa bulan siklus
menstruasi, kemudian dibuat grafik yang menghubungkan setiap angka yang
menunjukkan suhu tubuh. Dengan melihat perubahan grafik suhu tubuh,
dapat ditentukan ada tidaknya saat subur. Pada saat subur akan tampak
penurunan suhu tubuh di bawah normal yang segera diikuti dengan kenaikan
di atas normal.
Ketiga, menggunakan alat khusus
berupa strip pendeteksi ovulasi yang dijual bebas. Cara kerja strip
pendeteksi ini adalah dengan mendeteksi keberadaan hormon khas di dalam
urin yang terkandung pada masa menjelang ovulasi terjadi.
Keempat, dengan memeriksa
lendir rahim di bawah mikroskop. Pada masa subur kondisi lendir rahim
ini akan menampakkan bentuk seperti daun pakis yang sempurna.
Kelima dengan pemeriksaan USG melalui vagina, untuk melihat dengan jelas sel telur yang sudah dilepaskan dari indung telur
Dan keenam, bagi wanita yang
siklus haidnya sangat tidak teratur, seperti datang haid tiga bulan
sekali, diperlukan beberapa tes darah yang berguna untuk menganalisa
kandungan hormon yang berperan pada kesuburan seorang wanita sekaligus
untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid
Rumus masa subur
Khusus bagi mereka yang memiliki siklus
haid baik dan teratur, ada rumus perhitungan masa subur yang cukup
mudah. Siapa yang termasuk ‘pemilik’ siklus haid yang baik dan teratur
ini? Teratur berarti berulang secara konstan sementara siklus haid yang
baik menurut dokter spesialis kandungan dari Universitas Indonesiaini
adalah bila berlangsung antara 21-35 hari, maksimal satu minggu, dan
jumlah darahnya sekitar 80 cc per hari atau kira-kira maksimal 3-4 kali
ganti pembalut dalam sehari.
Bagi pemilik siklus baik dan teratur ini, rumus perhitungan masa suburnya adalah: Jarak
antara hari pertama haid bulan lalu hingga hari pertama haid bulan ini
dibagi dua, lantas ditambah 3 hari di depan dan 3 hari di belakang.
Contoh; Hari pertama haid Annisa di
bulan maret 2008 jatuh di tanggal 17 dan berakhir pada tanggal 21. Hari
pertama haid di bulan April jatuh di tanggal 14 dan berakhir pada
tanggal 18. Maka jarak haid dari tanggal 17 Maret hingga 14 April ini
adalah 28 hari.
Angka ini kemudian dibagi dua hingga
menjadi 14. Setelah ditambah 3 dan dikurang 3 maka masa subur Annisa di
bulan Mei 2008 akan terjadi pada sekitar HARI KE 11 sampai dengan ke 17
dari hari haid terakhir (18 April) atau terjadi pada sekitar tanggal 29
April sampai dengan 3 Mei 2008.
Subur saja tidak cukup
Tetapi kesuburan pria dan wanita sendiri
ditentukan oleh keadaan kesehatan sistem seksual dan reproduksi mereka
secara terkait. Kalau kesehatan sistem seksual dan reproduksi baik, maka
keadaan kesuburan juga baik. Sebaliknya, kalau kesehatan sistem seksual
dan reproduksi terganggu, maka kesuburan sangat mungkin terganggu.
Cukup banyak ditemukan, pasutri yang
sama-sama subur (tidak mengalami masalah dalam hal produksi sperma dan
sel telur) dan aktif berhubungan berhubungan seksual, tetapi sang istri
tak kunjung hamil.
“Bila waktunya sampai satu tahun dan tak
kunjung hamil, kita menyebutnya sebagai kasus infertilitas meski tidak
lantas berarti salah satu atau kedua belah pihak mandul. Hanya ada
gangguan kesuburan saja,” jelas Santi.
Gangguan kesuburan ini sendiri ungkap
Marly bisa disebabkan banyak hal, namun yang jelas, penyebab gangguan
kesuburan ini 40% berasal dari pihak suami, 40% persen di pihak istri,
10% pada kedua pihak, dan 10% lagi dari sebab-sebab yang tidak
diketahui.
“Gangguan dari pihak suami mungkin
disebabkan oleh jumlah sperma yang tidak cukup, bentuk yang tidak
normal, gerakan sperma yang kurang dan lain-lain. Sementara dari pihak
istri bisa karena gangguan ovulasi; sumbatan atau penyempitan pada tuba,
kelainan bentuk rahim dan lain-lain. Sisanya kita sebut dengan unexplained infertility, kondisi suami dan istri normal tetapi belum hamil juga. Makanya disebut unexplained, tidak jelas,” urai Santi.
Dengan demikian, kalau setelah bertahun
menikah istri belum hamil juga, berkunjunglah ke dokter bersama-sama,
bukan untuk saling menyalahkan tentu, tetapi demi mencari solusi
bersama.
Waspada Sebelum Hamil
Beberapa penyakit diketahui berpotensi
mengganggu kehamilan atau bahkan membahayakan janin. Maka mewaspadai
keberadaan penyakit ini sangat baik dilakukan agar kehamilan bisa
terjadi dalam kondisi ibu dan anak sehat. Di antaranya adalah;
- TBC
Bila ibu sudah diketahui positip
mengidap TBC, mempersiapkan diri untuk sehat sebelum hamil adalah jalan
terbaik. Kalaupun belum sembuh, seorang ibu hamil yang masih mengidap
TBC tetap akan diterapi. Sang ibu tetap bisa minum obat yang tidak
membahayakan kehamilan, tentu saja di bawah pengawasan dokter. “Tindakan
pencegahan penularan lain pun akan diupayakan secara maksimal seperti
mengimunisasi bayi begitu lahir” ujar Marly Susanti dokter kandungan
yang juga aktif pada lembaga PERMI (Perkumpulan Menopause Indonesia).
- Infeksi saluran reproduksi
Infeksi saluran reproduksi cukup banyak
diderita oleh perempuan Indonesia. Namun sayang sering diabaikan, karena
dianggap sebagai masalah keputihan biasa, bukan penyakit yang perlu
segera diobati. Padahal, dampaknya pada janin bisa sangat serius.
Penyebab infeksi yang paling sering
ditemukan adalah bakteri (gonore, klamidia), jamur (kandidiasis) dan
parasit (trikomoniasis). Nah, bayi baru lahir yang terinfeksi
klamidiibua dari ibunya misalnya bisa mengalami kebutaan atau radang
paru (pneumonia). Sementara sifilis kongenital yang tertular pada janin
bisa menyebabkan kelainan bentuk muka, kelainan tulang, kebutaan, tuli,
kelainan bentuk gigi geligi, kelainan kulit atau bahkan bayi lahir mati.
Infeksi saluran reproduksi pada ibu hamil juga memperbesar kemungkinan
kelahiran prematur bahkan infertilitas.
- TORCH yang tersembunyi
TORCH adalah istilah untuk menggambarkan
gabungan empat jenis penyakit infeksi, yaitu Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini sangat berbahaya
bagi janin bila diderita oleh ibu hamil.
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii.
Gejalanya mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun dia jadi berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu, seperti penderita HIV.
Gejalanya mirip gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Namun dia jadi berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu, seperti penderita HIV.
Ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma
bisa mengalami kasus keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita
Toxoplasmosis bawaan. Mereka yang mengidap Toxoplasmosis bawaan,
gejalanya seringkali muncul setelah dewasa, misalnya kelinan mata dan
telinga, retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis.
Infeksi Rubella ditandai dengan demam
akut, ruam kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini
disebabkan oleh virus Rubella, dan menyerang baik anak-anak maupun orang
dewasa muda. Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada perempuan hamil
muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayi.
Jika infeksi terjadi pada bulan pertama
kehamilan risiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi
terjadi trimester pertama maka risikonya menjadi 25% .
Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella
sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan kadang tidak dikenali,
terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh karena itu, diagnosisnya
sangat ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium.
Infeksi CMV disebabkan oleh virus
Cytomegalo, dan virus ini temasuk virus keluarga Herpes. Seperti
keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam
tubuh.
Jika ibu hamil terinfeksi CMV maka janin
yang dikandung mempunyai risiko tertular dan mengalami gangguan
misalnya pembesaran hati, kuning, pekapuran otak, ketulian, retardasi
mental, dan lain-lain. Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk
mengetahui infeksi akut atau infeksi berulang, di mana infeksi akut
mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Sementara infeksi herpes pada alat
kelamin disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus
ini dapat berada dalam bentuk laten. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang
terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit, tetapi hal
ini kadang tidak muncul sehingga mungkin tidak diketahui.
Karena akibatnya pada janin, sejak sebelum hamil seorang wanita perlu mewaspadai hal penyakit ini sejak dini. Itu sebabnya, dr Marly Susanti menekankan soal pentingnya antenatal care
atau pemeriksaan kehamilan. Sebelum atau segera setelah mengetahui
dirinya hamil seorang ibu sebaiknya memeriksakan diri pada dokter atau
bidan untuk memantau kondisi diri dan atau janin.
Ibu hamil yang rutin memeriksakan
kehamilan akan lebih terpantau kondisi kesehatan diri dan janinnya
apalagi bila kemudian dilakukan pula skrining awal sebagai tindakan
pencegahan atau pendeteksi dini penyakit. Semakin awal dan lengkap
pemeriksaan tentu semakin baik karena kesehatan ibu dan janin bisa lebih
terjaga. (Zirlyfera Jamil/Rahmi Rizal/Sarah)
No comments:
Post a Comment